PACITAN,wartakita.co- Bencana alam tanah gerak di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan bikin warga setempat resah. Terutama, bagi mereka yang tinggal di Dusun Krajan dan Demeling. Sebab, hujan yang masih mengguyur di beberapa tempat membuat potensi kembali terjadinya pergerakan tanah.
Kekuatiran warga dipicu rekahan tanah yang terus meluas hingga alat pendeteksi longsor tak berfungsi. Warga pun sukarela memasang alat pendeteksi tradisional berupa peralatan masak seperti panci sebagai penanda apabila terjadi pergerakan tanah.
Alat pendeteksi bantuan dari PVMBG terpasang di wilayah Desa Purworejo, pada tahun lalu. Hanya saja, saat terjadi pergerakan tanah beberapa waktu lalu alarm alat itu tak menyala.
“Apakah memang alarm memang dimatikan dan hanya pusat yang dapat laporan atau bagaimana masih kami cari tahu. Berbeda dengan yang ada di Desa Dadapan (Pringkuku), alarm pendeteksi longsornya justru sangat sensitif,’’ kata Erwin Andriatmoko, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, jumlah warga terdampak tanah gerak mencapai belasan. Pasca kejadian itu asesmen dan kajian telah dilakukan bersama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Merujuk hasil kajian sementara didapati tanah di kawasan itu tidak stabil,’’ terang mantan Camat Tegalombo tersebut.
Masyarakat setempat diminta meningkatkan kewaspadaan. Utamanya saat hujan melanda. Selain tingkat kepadatan kurang, kondisinya tanah gembur sehingga rawan mengalami pergerakan ketika hujan deras mengguyur.
‘’Intensitas hujan di Pacitan beberapa hari terakhir juga cukup tinggi. Kondisi itu dinilai bisa memperparah tingkat pergerakan tanah,’’ tandasnya.