PACITAN,wartakita.co- Suasana pagi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Sabtu (15/7) berbeda dari biasanya. Puluhan kapal pemburu ikan tak terlihat pergi melaut. Para nelayan justru mempersiapkan diri mengikuti lomba dayung balap jukung.
Perlombaan ini bagian dari kegiatan festival nelayan menyambut 1 Muharram 1445 Hijriah atau bulan Suro yang diinisiasi oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pacitan.
“Lomba dayung balap jukung merupakan rangkaian sedekah bumi yang mewujudkan rasa syukur terhadap Ilahi sekaligus munajat agar diberi keselamatan di darat maupun dilaut,” kata Damhudi, Ketua HNSI pada awak media.
Sedekah laut digelar rutin tiap tahun. Tradisi itu dilestarikan untuk mempererat gotong royong dan persatuan nelayan khusunya warga Pacitan.
“Nelayan Pacitan biar guyub rukun, damai, rejekinya okeh (banyak) ale melaut slamet (keselamatan),” ujarnya minggu(16/7).
Lomba dayung balap jukung diikuti sebanyak 36 peserta dari perwakilan Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan se-Kabupaten Pacitan. Satu kelompok peserta terdiri dari 6 orang. Mereka beradu cepat mengarungi lintasan sepanjang 200 meter.
“Hampir seluruh nelayan terlibat, bukan hanya nelayan yang terlibat, semua pelaku perikanan dan keluarga, pedagang ikan, bakul ikan dipasar juga terlibat,” paparnya.
Kemeriahan festival nelayan ini juga diisi lomba angkat genset terlama dan bazar UMKM. Adapun beragam kegiatan lainnya, mulai kembul bujana purak tumpeng, kirab tasyakuran laut, seni reog, bazar semarak suro, bakar ikan gratis 1,4 ton ikan, acara ruwatan dan ditutup dengan pengajian umum.
“Intinya bentuk ras syukur dari Allah, kita berdoa untuk keselamatan nelayan agar alam senantiasa tetap bersahabat dengan manusia,” tandas mantan ketua KPU Pacitan ini.