PACITAN,wartakita.co- Masyarakat Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Pacitan menggelar Malam Janggrung pada Sabtu (28/6) malam. Malam Janggrung bagian dari pelestarian budaya masyarakat setempat pada bulan Sura (penanggalan Jawa).
Perayaan Malam Janggrung berlangsung meriah. Bahkan, meski di tengah guyuran hujan, pagelaran kesenian Beksan itu tetap jadi perhatian masyarakat.
Warga menilai Malam Janggrung merupakan pelengkap dari upacara ada desa yang sudah berlangsung sejak pagi. Yakni, upacara adat Baritan yang dipercaya masyarakat sebagai upaya penangkal bala.
“Pagelaran Janggrung atau Beksan merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat atas izin dan ridho Allah SWT dalam menghadapi permasalahan Braholo,” kata Marjuni tokoh masyarakat setempat.
“Masyarakat padukuhan menyajikan tumpeng dan daging wedhus sebagai bagian dari perayaan Malam Janggrung. Pada saat-saat indah Malam Janggrung, udara padukuhan dipenuhi dengan perasaan tenang dan damai, serta harapan agar masalah Braholo atau Pagebluk dapat sirna dan kehidupan kembali pulih,” katanya.
Camat Tulakan, Djoko Harijanto mengapresiasi niat dan upaya masyarakat melestarikan warisan budaya asli Indonesia. Tak sekedar pelestarian, kegiatan ini juga menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.
“Nguri-uri budaya masyarakat ini bentuk menjaga identitas bangsa dengan kekayaan tradisi dan budaya. Di era modern kesenian tayup seperti ini tidak boleh punah dan tentu acara ini juga memantik ekonomi masyarakat,” ungkapnya. (red/adv).