PACITAN,wartakita.co- Wacana penundaan pemilu 2024 cukup menyita perhatian publik. Muncul berbagai respon pro maupun kontra dari banyak kalangan di sejumlah daerah. Di Kabupaten Pacitan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pacitan menginisiasi diskusi wacana penundaan pemilu, Kamis (7/4) malam.
Dialog interaktif bertajuk ‘bola liar wacana penundaan pemilu 2024, yang terlaksana di Lokrap Cafe Pacitan tersebut dimaksudkan sebagai upaya merespon bergulirnya wacana penundaan pemilu 2024 . Acara tersebut dihadiri Pemuda dari berbagai kelompok serta Mahasiswa dari berbagai kampus di Pacitan.
Pada acara tersebut, DPC GMNI pacitan menghadirkan berbagai Narasumber mulai dari Politisi sampai Akademisi. Dari kalangan politisi turut hadir diantara Ronny wahyono selaku ketua DPRD Kabupaten Pacitan sekaligus perwakilan dari Partai Demokrat, Eko Hadi Susilo (Nasdem), Sulthan Munir (PKS), sementara dari kalangan akademisi dihadiri oleh Bakti Sutopo (dosen STKIP PGRI Pacitan).
Rony Wahyono, Dalam kesempatannya sebagai narasumber Dialog menyampaikan bahwa pemuda khususnya mahasiswa harus melek politik. “Kita jangan alergi terhadap politik, karena segala sesuatu di dunia hari ini tidak mungkin lepas dari persoalan politik. Dan tidak bijak jika terlalu dini menyimpulkan bahwa politik itu kotor, karena bersih atau kotornya politik itu tergantung siapa pelakunya.
Kemudian, Rony Wahyono juga menyampaikan apresiasi kepada GMNI Pacitan karena telah menggelar acara tersebut sehingga bisa memberikan pencerahan kepada publik terkait riuhnya wacana tentang penundaan pemilu 2024. “terimakasih, saya harap kawan-kawan GMNI jangan pernah lelah menyuarakan kebenaran dan berjuang untuk rakyat”, pungkasnya.
Selain itu, Bakti Sutopo mengaskan bahwa Alasan bahwa ditundanya pemilu karena keterbatasan ekonomi bersifat irasional. Karena, pada pemilu 1999 Indonesia juga sedang dilanda krisis ekonomi yang luar biasa.
“jika dilihat dari historisnya, dulu disaat sedang krisis ekonomi tetap bisa menyelenggarakan pemilu. Dan justru Pemilu 1999 tercatat sebagai Pemilu dengan kualitas demokrasi terbaik”, ungkap Bakti.
Di tengah acara berlangsung, ada beberapa peserta dialog yang menanyakan tentang sejumlah Partai politik pendukung penundaan pemilu tidak hadir dalam acara. Menyikapi hal tersebut, Ketua DPC GMNI Pacitan, Muhamad Tonis Dzikrullah mengaku bahwa pihaknya telah mengundang tiga partai yang gencar mewacanakan penundaan Pemilu 2024, diantaranya yakni PKB, Golkar, serta PAN, namun ketiganya tidak hadir.
“Mohon maaf, mungkin kita semua kecewa, namun sebenarnya kami sudah undang mereka, namun mungkin karena ada berbagai kesibukan sehingga membuat mereka berhalangan hadir. Sangat disayangkan, padahal semestinya acara ini bisa sekaligus kita jadikan sebagai momen politik education, terutama bagi kita kawula muda”, tegas Tonis.