PACITAN,wartakita.co- Gempa Bantul, Yogyakarta menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas pemerintah di Kabupaten Pacitan. Salah satu bangunan yang terdampak adalah RSUD dr Darsono, Jl DI Panjaitan. Fasilitas kesehatan milik pemkab tersebut rusak pada beberapa bagian.
Selain keretakan pada tembok bangunan kantor, plafon di lantai 2 ruang perawatan juga ambrol. Sementara di tembok samping lift, keramik yang menempel di tembok tampak mengelupas. Tidak ada laporan terkait korban luka.
Kondisi tersebut memicu kepanikan pasien rawat inap. Sedikitnya 3 pasien bertahan di teras Instalasi Gawat Darurat (IGD). Mereka belum berani kembali ke ruang perawatan akibat trauma. Petugas pun terus yakinkan mereka jika kondisi bangunan aman.
“Gempanya itu begini, begini,” ujar Tukiran (70), seorang pasien sembari menggambarkan guncangan gempa dengan menggerak-gerakkan tangannya ke samping kanan kiri, Jumat (30/6/2023) malam.
Sebelumnya, warga Desa Kebondalem, Kecamatan Tegalombo itu menjalani perawatan akibat penyakit hernia. Begitu gempa terjadi keluarga yang mendampinginya langsung menggendong sang kakek keluar ruangan.
“Inginnya dibawa pulang, terus nanti hari Senin ke rumah sakit lagi,” ujar keluarga Tukiran menimpali.
Sementara itu Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr Darsono dr Johan Tri Putranto menjelaskan secara umum konstruksi bangunan cukup kuat. Itu diketahui setelah pihaknya melakukan inspeksi ke seluruh penjuru bangunan bersama Kepala Dinas PUPR.
Dia pun mengimbau pasien dan keluarga tetap tenang. Mereka juga diminta kembali masuk ke ruang perawatan. Adapun untuk bagian bangunan yang rusak, lanjut dia, akan dikoordinasikan penanganannya bersama OPD terkait.
“Secara umum memang ada keretakan dinding dan plafon. Tapi sejauh ini setelah kita komunikasi dengan PUPR dan BPBD, keamanan gedung masih aman. Untuk kerusakan akan di-assesment ulang oleh Pak Kadin PUPR,” ujar dr Johan yang juga menjabat Plt Kabid Pelayanan Medis.
“Kami telah berupaya mengedukasi kembali pasien yang masih trauma untuk kembali ke ruangan. Yang panik itu sebenarnya keluarga dan penunggunya,” tandas dia.