PACITAN,wartakita.co- Bagi sebagian orang momen Idul Adha identik dengan bekerja keras. Di baliknya ada potensi pendapatan lumayan menjanjikan. Ini seperti dialami Supriyanto (40), juru sembelih asal Kelurahan Ploso, Kecamatan Kota Pacitan.
Sejak pagi dirinya berkutat dengan hewan kurban. Aktivitas ini jadi rutinitas tiap Idul Qurban tiba.
“Sejak kemarin sudah (menyembelih) 15 ekor sapi,” ujarnya pada wartawan di Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Pacitan, Desa Semanten.
Banyaknya hewan kurban yang hendak disembelih mengharuskan Supri mengatur strategi. Tujuannya agar staminanya tetap prima. Terlebih jasanya pun sangat dibutuhkan.
Untuk menyelesaikan pekerjaan musiman ini dia mengajak serta 6 orang rekannya. Supri bertugas memotong. Adapun proses menguliti hingga memotong-motong organ tubuh binatang dilakukan personel lain.
“Seringnya kita juga dibantu pihak keluarga yang berkurban,” jelasnya.
Keterlibatan warga dinilai Supri cukup penting. Tak sekedar penatalaksanaan daging kurban tetapi lebih jadi sarana membangun kebersamaan antarwarga.
Berbagi waktu dan personel sudah jamak dilakukan Supri bersama tim. Itu karena jumlah tenaga terbatas. Sementara tugas yang harus dikerjakan cukup banyak. Lokasinya pun kerap menyebar di beberapa wilayah.
“Kalau hari biasa saya cuma mengajak 3 orang. Tapi kalau pas Idul Adha begini ya minimal dibantu 6 orang,” tegas pria berperawakan kekar tersebut.
Supri mengaku bersyukur bisa menerima pendapatan lebih. Tiap ekor sapi yang disembelih dirinya memperoleh upah rata-rata Rp 500 ribu. Nilai itu dibagi bersama anggota tim.
Profesi yang ditekuni Supri memang tak banyak ditemukan. Wajar jika tiap tahun namanya selalu masuk daftar orang yang dibutuhkan jasanya. Apalagi syarat sesuai syariat harus dipenuhi untuk penyembelihan hewan kurban.