PACITAN,wartakita.co- Rencana penarikan sumbangan pendidikan di lembaga sekolah favorit di Pacitan jadi perhatian publik. Ini menyusul protes akan tingginya nilai sumbangan yang harus dibayarkan orang tua wali murid SMP Negeri 1 Pacitan.
Manjakan Petani Tembakau Pacitan, Bupati Aji Salurkan Beragam Alsintan
Budi Setijono salah seorang wali murid merasa keberatan atas kebijakan uang sumbangan sukarela sekolah yang direncanakan sebesar Rp 1,6 juta untuk kelas IX dan masing-masing Rp 1,7 juta dan Rp 1,9 juta untuk kelas VIII dan kelas VII.
“Besaran uang sumbangan memberatkan, idealnya dibawah Rp 1 juta,” ujarnya kepada wartawan Rabu (20/9).
Budi menilai sumbangan yang diajukan komite sekolah diluar nalar dan kemampuan wali murid. Apalagi jika diakumulasi jumlah anggaran yang dibayar mencapai Rp 1.3 miliar. Angka itu jauh lebih tinggi dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang hanya Rp. 947 juta.
“Kalau bisa sumbangan komite dibawah BOS,” jelas Budi.
Baca juga : Atasi Kekeringan, Bupati Aji Libatkan Kepala Desa, Camat dan OPD
Terpisah, pihak sekolah mengungkap Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) itu merupakan usulan dari komite sekolah yang lama. Sementara saat ini sedang dilakukan pembentukan komite sekolah yang baru.
“Rancangan RKAS tahun ini sudah kita susun, tetapi saat itu belum diputuskan, baru sekadar usulan,” kata Any Kepala SMPN 1 Pacitan pada wartawan.
Menurut Any, RKAS itu akan dialokasikan untuk standarisasi program kegiatan sekolah, Diantaranya standar kelulusan Rp. 20 juta, Standar Proses Rp 757 juta, Standar ISI Rp. 18 juta, Standar tenaga kependidikan (tendik) Rp. 38 Juta, Standar Sarana dan Prasarana Rp 612 Juta, standar pengelolaan Rp 35 juta. Standar pembiayaan Rp 697 juta dan standar penilaian Rp 91 juta.
“Rencananya sebagian besar untuk kegiatan siswa, seperti ektrakurikuler dan pengiriman lomba-lomba, untuk meningkatkan prestasi siswa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Any memastikan pihak sekolah sekedar mengusulkan yang menjadi kebutuhan sekolah, sementara komite sekolah yang memutuskan melalui rapat pleno yang dihadiri perwakilan wali murid kelas 8-9 dan seluruh wali murid kelas 7.
“Akan diputuskan melalui forum dengan wali murid,” pungkasnya.