Ronthek Geden Pacitan Lestarikan Kearifan Budaya Lokal

Salah satu penampilan peserta festival ronthek geden Pacitan. (Foto/Iatimewa).

PACITAN,wartakita.co- Festival Ronthek Pacitan (FRP) kembali digelar usai 2 tahun terhenti karena pandemi Covid-19. Berbeda dengan gelaran tahun sebelumnya, FRP kali ini tidak lagi berkonsep karnaval. Melainkan lebih menonjolkan permainan musik ronthek.

Ronthek geden akhir tahun ini sebagai upaya pemerintah Kabupaten Pacitan meningkatkan kreativitas, produktivitas serta kualitas para seniman setempat. Selain itu guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan apresiasi budaya para seniman daerah dan pelaku seni pemerhati seni dan masyarakat.

“Ini bagian dari mempromosikan dan menyebarluaskan produk karya seni budaya daerah yang bernuansa tradisional di Pacitan. Mudah-mudahan bisa meningkatkan persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa dalam semangat melestarikan seni budaya lokal,” kata Turmudi, Kepala Disbudparpora Pacitan.

Festival ronthek akhir tahun ini diikuti oleh 12 peserta dari perwakilan masing-masing Kecamatan se-Kabupaten Pacitan. Penampilan peserta terbagi dalam 2 tahap. Hari pertama Jum’at (16/12) dan hari kedua pada Sabtu (17/12).

Pada hari pertama, Kecamatan Pacitan, Sudimoro, Kebonagung, Arjosari dan Tulakan berkesempatan menampilkan permainan terbaik mereka. Para peserta ini mengusung tema beragam. Mulai budaya kearifan lokal hingga tema religi.

Festival kali ini diambil kejuaraan berdasarkan nominasi dari tiga penyaji terbaik non rangking, 4 penyaji unggulan non rangking dan 5 penyaji harapan non rangking.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *